Pencemaran Limbah Pabrik Adalah
Pencemaran limbah industri bagi lingkungan
Limbah pabrik memiliki dampak yang vital, salah satunya adalah berimbas pada lingkungan. Limbah secara garis besar berpotensi untuk mencemari lingkungan baik air, tanah maupun udara.
Lingkungan yang tercemar tidak lagi dapat dimaksimalkan manfaatnya. Hal ini tentu saja akan mengancam kehidupan yang menggantungkan keberlangsungannya pada lingkungan.
Melakukan Penguburan Limbah Organik
Pabrik bisa melakukan pemisahan untuk limbah organik dengan limbah anorganik, kemudian limbah organik bisa diolah dengan metode urug saniter. Karena sifatnya yang mudah diuraikan tentu akan mudah bagi limbah organik mengalami pembusukan di tanah. Selain itu, limbah organik juga bisa diolah menjadi pupuk atau biogas yang memiliki manfaat atau nilai lebih.
Pencemaran limbah industri bagi kesehatan
Indonesia sebagai negara yang kaya, memiliki sumber daya alam yang melimpah. Sumber daya tersebut kerap digunakan untuk mendukung berjalannya kehidupan sehari-hari. Namun, hal itu akan berbeda ketika sumber daya alam yang ada tercemar oleh limbah industri.
Sumber daya alam yang tercemar limbah industri akan menimbulkan masalah kesehatan. Beberapa penyakit yang sering ditemukan akibat pencemaran limbah industri adalah diare, asma dan tuberculosis.
Mar Pengertian Limbah Pabrik dan Apa Dampaknya Bagi Lingkungan
Limbah pabrik adalah sisa-sisa buangan atau sampah yang dihasilkan oleh pabrik. Apabila tidak ditangani dengan baik hanya akan menimbulkan pencemaran lingkungan. Jika sudah demikian, maka akan menimbulkan banyak kerugian.
Itulah mengapa pemerintah mengatur pengolahan limbah berstandar di undang-undang. Setiap pemilik industri seharusnya memahami bahayanya limbah bagi lingkungan jika tidak dikelola dengan bijak.
Pengertian Limbah Pabrik
Limbah yang berasal dari kegiatan pabrik merupakan sisa-sisa atau bahan buangan yang sudah tidak memiliki nilai guna. Biasanya mengandung banyak bahan berbahaya ataupun beracun yang membahayakan lingkungan. Limbah bisa berwujud padat, gas ataupun cair yang bisa menimbulkan pencemaran tanpa pengolahan yang sesuai. Berikut pembagian jenis limbah industrial:
Jenis limbah padat ini biasanya berupa plastik, kantong, kain, kabel, bubur semen serta lumpur industri.
Jenis selanjutnya merupakan berbentuk cair seperti sisa pewarna, sisa cairan pengawet, limbah ampas tempe serta kebocoran minyak yang ada di laut.
Limbah Gas Biasanya berupa adanya kebocoran gas yang berasal dari asap pabrik.
Limbah B3 Merupakan limbah yang harus mendapatkan pengelolaan khusus karena berbahaya dan juga beracun. Industri memiliki skala yang besar ataupun kecil, limbah yang dihasilkan pun berbeda-beda. Sehingga pencemaran yang ditimbulkan dari adanya limbah-limbah dari pabrik ini bisa saja menyerang udara, tanah, air ataupun makhluk hidup sekitarnya. Berikutnya akan dibahas macam-macam dari limbah hasil industri dan apa dampaknya bagi lingkungan.
Dampak Limbah Bagi Lingkungan
Tidak hanya berdampak pada kesehatan, limbah juga memiliki dampak yang tidak main-main bagi lingkungan sekitar.
Demikian dampak-dampak limbah dari pabrik yang berbahaya bagi lingkungan dan bagi kesehatan. Untuk mencegah adanya dampak membahayakan tersebut dibutuhkan upaya-upaya pencegahan.
Dampak Limbah Bagi Kesehatan
Pencemaran limbah hasil produksi pabrik tentu membahayakan kesehatan juga, dampaknya tertulis di bawah ini:
Pencemaran limbah industri membuat lingkungan kotor
Lingkungan yang kotor akibat adanya limbah industri juga merupakan dampak buruk yang tidak bisa dihindari. Sampah yang menumpuk dan tidak dikelola dengan benar akan membuat lingkungan menjadi tidak layak ditinggali. Selain itu, lingkungan yang kotor dan tercemar juga dapat mengundang hewan-hewan penyebab masalah kesehatan.
Tumpahan minyak di laut
Selain itu, tumpahan minyak di laut merupakan salah satu penyebab pencemaran air yang sangat buruk. Kebanyakan kilang minyak memang berada di laut, hal ini menyebabkan bila minyak tumpah ataupun ada yang bocor, maka laut pastinya akan tercemar. Berbagai macam makhluk laut akan mati disebabkan tumpahan minyak di laut tersebut.
Jadi itulah beberapa penyebab pencemaran air baik di laut maupun di sungai. Semua penyebab terjadinya pencemaran air tersebut merupakan hasil dari tindakan atau akibat dari ulah manusia yang tidak memikirkan lingkungannya.
Padahal tercemarnya lingkungan yang merasakan dampaknya tetap juga kita sebagai manusia dan bahkan makhluk hidup lainnya. Jadi jagalah lingkunganmu agar tidak terjadi pencemaran air.
PABRIK kimia PT Uci Jaya di Majalaya, Jawa Barat, pernah menjadi penyebab kemarahan rakyat karena air buangannya mengandung senyawaan beracun asam klorida. Ia mencemari sawah, empang dan sumur penduduk sekitarnya. Februari 1980, ratusan rakyat membakar pabrik pembuat kaustik soda itu setelah protes mereka tak dihiraukan . Sejumlah 39 penduduk desa Banjaran dan Rancaputat kemudian dihukum antara tiga sampai delapan bulan penjara. Sedang PT Uci Jaya, akibat pembakaran itu, rugi Rp 1 milyar. Kini di sekeliling reruntuhan pabrik tersebut, padi dan tebu rakyat tumbuh subur. Peristiwa itu -- suatu contoh pelajaran pahit -- mungkin sudah dilupakan pada Hari Lingkungan Hidup se-Dunia 5 Juni, tapi banyak kasus pencemaran semacam itu tetap belum terselesaikan. Pabrik kimia PT Semarang Diamond Chemical, misalnya, dianggap masih mencemari Dukuh Tapak, Desa Tugurejo, Semarang, dengan air limbah dan endapan padatnya. Sejak empat tahun lalu, pabrik pembuat calcium citrate itu mengalirkan ampas organis buangan pabrik -- berupa senyawaan amonium (NH4) dan asam belerang (H2S) -- ke tambak bandeng (93 ha) dan sawah (45 ha) milik penduduk lewat Kali Tapak. Tambak dan sawah tercemar karenanya. Sedang penghasilan penduduk jadi berkurang. Cokelat Kemerahan Mencegah pencemarannya lebih meluas, manajemen PT SDC (Desember 1979) dengan biaya sekitar Rp 70 juta kemudian membangun instalasi aerator. Melalui sejumlah bak, air limbah pabrik itu dimurnikan kembali dengan menambah oksigen sambil mengurangi keasaman air. Proses itu melewati tujuh tahapan dan berjalan sebulan. Kendati sudah dianggap bebas dari unsur pencemar, demikian pengamatan Hamid S. Darminto dari TEMPO, air buangan pabrik itu masih berwarna cokelat kemerahan. Dengan ampas padat buangannya, PT SDC pun masih dituduh menyebabkan pendangkalan tambak. Tapi Soedardjo SH, Kepala Bagian Umum dan Personalia PT SDC, membantahnya. Ampas padat 10 ton sehari dari pabrik setelah dilumatkan, - katanya, dibuang ke daerah perkebunan -- antara lain ke Ngaliyan. Ampas itu berasal dari pemrosesan ampas ketela, ampas tebu dan bekatul yang bisa menghasilkan asam sitrat sebagai produk akhir. Bekerja sama dengan Universitas Gajah Mada, PT SDC kini berusaha menjadikan ampas itu semacam kompos dalam waktu singkat. Di Surabaya, pabrik bumbu masak Miwon, demikian wartawan TEMPO Dahlan Iskan, belum juga memasang perlengkapan pemurnian air limbah. Semula Pemerintah Daerah Jawa Timur memberi batas waktu pemasangan alat itu 23 Mei 1981. Tapi dengan alasan harga alat itu belum terjangkau -- konon harganya ratusan juta rupiah --Miwon minta waktu setahun lagi. Permintaannya dikabulkan. Sementara ini air limbah pabriknya -- sekitar 80 ribu liter sehari -- setelah dicampur kapur dalam sebuah kolam dibuang ke sebuah sungai yang langsung mengalir ke laut. Empat tahun silam, air limbah Miwon yang mengandung senyawaan organik mencemari Kali Surabaya dengan hebat. Akibatnya air yang dihasilkan PAM (Perusahaan Air Minum) -- disedot dari Kali Surabaya -- berbau amis dan kotor sekali. Selama sembilan bulan Miwon disegel. Mengurangi akibat pencemaran, Miwon berusaha mengubah air limbah itu menjadi pupuk organik cair bernama Orgami. Tapi tidak seluruh air limbah bisa diolah jadi pupuk --masih sekitar 25% sisanya yang harus dinetralisasi. PT Nabati Sarana, pabrik alkohol, di tepi jalan raya Cirebon-Tegal, juga belum membangun instalasi pemurnian. Air limbah pabrik, yang ditampung di kolam 3 ha, masih sering melimpah ke sawah penduduk. Sebagian air limbah yang mengalir lewat Sungai Cipaluh itu, sesudah melalui sawah dan tambak, ternyata menyebabkan produksi gabah anjlok hingga 50% dan menewaskan ikan. Kolam penampung air limbah itu pun sering menyebarkan bau busuk yang menyebabkan "dada kami terasa sesak dan perut mual," keluh Ambari, Mantri Pengairan Desa Astanajapura kepada Aris Amiris dari TEMPO. Di Medan, sampai hari ini PT Indra Deli belum juga pindah dari kampung Silalas, Kecamatan Medan Barat, sekalipun batas waktu pindah (Mei) sudah dilampaui. Perusahaan itu mengekspor kaki kodok dan udang sotong 400 ton sebulan. Air limbahnya menyebabkan kulit gatal dan bengkak, mencemari Sungai Deli. Pemda Sumatera Utara menganggap lokasi pabrik di lingkungan pemukiman penduduk tak sesuai lagi dengan pengembangan wilayah, dan memberi batas waktu pindah terakhir, Oktober depan. "Kali ini tak bisa ditawar lagi," ujar Drs. Abdul Hakim Nasution, Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah kepada Rianti Pram dari TEMPO. Nasib sial juga pernah menimpa PT Susama Indah, pabrik pembuat bahan pemanis. Air limbahnya dituduh mencemari persawahan penduduk desa Ngringo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, dekat lokasi pabrik. Sekalipun hasil pemeriksaan laboratorium negatif, air limbahnya tetap dianggap menyebabkan kematian padi di sawah 5,5 ha. Ganti rugi Rp 3,3 juta untuk penduduk sudah diberikan. Bahkan pabrik itu, demikian Kastoyo Ramelan dari TEMPO memperoleh keterangan, kini terpaksa membuat saluran sendiri (1,5 km) sampai Bengawan Solo. Hal serupa juga terpaksa dilakukan pabrik tekstil PT Thyfountex di Kecamatan Kartosuro, Kabupaten Sukohardjo, Jawa Tengah. Buat mencegah pencemaran, ia kini membangun instalasi pembersih air dan saluran pembuangan sendiri dengan biaya Rp 80 juta. Februari lalu, air limbah pabrik itu dituduh menyebabkan kematian batang padi di sawah 7,5 ha, menewaskan sejumlah ikan di kolam dan menimbulkan rasa gatal bila kena tubuh. Protes petani Desa Gumpang ternyata ditanggapi. PT Thyfountex, tulis wartawan TEMPO Putu Setia, kemudian memberi ganti rugi selayaknya. Bahkan bila Oktober nanti sawah masih tercemar air limbah, petani bisa mengajukan tuntutan. Drs. Suharto Hartoto, Camat Kartosuro, mengatakan ganti rugi itu memang wajar. Tapi Kodya Surakarta pernah mempersoalkan lokasi pabrik itu yang dianggap tak selaras dengan pengembangan wilayah. Sementara itu gara-gara bebek dan ikan milik penduduk tewas, PT Pupuk Kujang, Cikampek, pernah dituduh mencemari lingkungan. Air sawah setempat diteliti, ternyata mengandung endrin dan diazinon dalam konsentrasi tinggi. Kedua insektisida beracun itu jelas bukan berasal dari limbah pabrik tersebut. Sekalipun demikian, PT Pupuk Kujang berusaha mencegah pencemaran dengan membangun sejumlah instalasi pemurnian kembali berbagai bahan uuangan pabrik. Bahan sisa yang harus dibuang itu antara lain mengandung senyawaan Chromat, air asam/basa, air berminyak dan lumpur. Untuk melunakkan senyawaan beracun Chromat, misalnya, pabrik itu membangun instalasi pelunakan -- konon berharga US$ 1 juta. Melalui proses pelunakan itu, air yang masih mengandung Chromat dalam batas aman kemudian dibuang ke Sungai Cikaranggelam Bekerja sama dengan Lembaga Ekologi Universitas Pajajaran, PT Pupuk Kujang senantiasa memonitor kualitas air sungai Cikaranggelam. Sebab hampir seluruh limbah pabrik itu dibuang ke sungai itu. "Semuanya itu kami lakukan berdasarkan pengalaman bekerja di pabrik," kata Ir. Salmon Mustafa, Dir-Ut PT Pupuk Kujang kepada Hasan Syukur dari TEMPO. Karena tata guna tanah dan air tak dihiraukan, selain terancam limbah industri, kelestariannya juga terancam. Di Pulau Bintan, Riau, gara-ara hutan belukar (hutan sekunder) di hulu dibabat, input Sungai Pulai ke waduk Perusahaan Air Minum menyusut besar. Dari isi semula 5 juta m3, air di waduk itu kini diperkirakan tinggal 3,5 juta m3. Padahal PAM Tanjung Pinang menyedot air untuk diolah lagi justru dari waduk itu. Jika pembabatan hutan itu dibiarkan, dalam tempo 10-15 tahun mendatang "PAM hanya akan menyedot air lumpur," kata Ir Supadmo Harsono Benu, Kepala Dinas Kehutanan Kepulauan Riau kepada wartawan TEMPO Rida K Liamsi. Pembabatan hutan sekunder itu ternyata dilakukan PT Tirta Madu dalam usaha memperluas perkebunan karetnya menjadi 3.000 ha. Tanpa setahu Gubernur Riau ia justru mengubah hutan lindung itu menjadi perkebunan karet. Pemda Riau tentu gusar. Perusahaan itu kemudian diperintahkan mengosongkan kawasan perkebunan yang berada dalam kawasan hutan lindung, dan menggantikan tanaman karet dengan tanaman reboisasi. Tapi akibatnya masih tertinggal: kawasan hutan lindung itu jadi centang perenang dan botak-botak. Kasus pembabatan hutan lindung di hulu Sungai Pulai itu mengingatkan orang pada Ciburial Bogor, tempat sumber air minum Jakarta berasal. Di kaki bukit Ciburial itu, penggalian batu pernah berlangsung hebat. Akibatnya debit sejumlah mata airnya anjlok dari 500 liter ke 300 liter setiap detik. Untung penggalian lebih lanjut bisa dicegah. Masih banyak lagi kasus lingkungan. Kesadaran akan lingkungan tampaknya makin dituntut dalam menyambut 5 Juni kali ini. Sedikit contoh peristiwa di dtas itu saja tentu sudah memprihatinkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
%PDF-1.6 %âãÏÓ 193 0 obj <> endobj xref 193 30 0000000016 00000 n 0000001492 00000 n 0000001629 00000 n 0000001713 00000 n 0000001903 00000 n 0000002065 00000 n 0000002197 00000 n 0000002925 00000 n 0000003327 00000 n 0000003727 00000 n 0000004185 00000 n 0000004221 00000 n 0000004506 00000 n 0000004728 00000 n 0000004956 00000 n 0000005191 00000 n 0000005268 00000 n 0000005507 00000 n 0000006685 00000 n 0000007669 00000 n 0000008751 00000 n 0000009905 00000 n 0000011098 00000 n 0000012233 00000 n 0000013495 00000 n 0000014254 00000 n 0000016924 00000 n 0000030249 00000 n 0000030497 00000 n 0000000918 00000 n trailer <<9BB93C61900B4441B8FC67EA5301E390>]>> startxref 0 %%EOF 222 0 obj<>stream œúsò2Ë9 :)¯è#?¤ç únÜKUùÁyª`¥ÿ/ô5D-å›9Y#æb1Ûîu÷/¢¥�àNNèÑf5˜@È�Ç·�É.Ü1hÛ94÷oèã—îÕ+‘cdbCÞ˜²1é`úÞ"Õí*S˜'£*í0>.ÕrU‡|x#Pei.Zõ÷×èD^XÜjèBðú”®šrx8õ¾jÕxuÓq6ÛÎ@ƒ¥… •µÕF¥Óa#íÛHصmFÊÅšª@âàå¾0Ü€\ S 9�¾2Sp{<§7�vYWŠ=aª¬ýõåž�(Ðk¼�“@ôë/I°‘§›r¬ì./º½�.£vðp¸šL7‰&7«Ü“* ¬$‡m?H¸Þ•7+óyy¨¨ò9Š4—Yõq_ ^"Vö ÓpÉæà¹Ô6“ÇaN³,ÝQá㔣ˆà{êÎdEgþhúè6XèVeÒý¾¾ñÀ=yå×k¡1“ÍÙE5p[kÀj»§f¹ ‘\Åùn+Œÿ($hª‚.àG¾÷‘*늄”0ÝY_ý;�¨6¹¨_¼……‹:o:(çV Ð^é 2±“Éã<�"G°?Œð Ž½ùÑ2$3Oç5žîÊ endstream endobj 194 0 obj<
PENCEMARAN LINGKUNGAN DARI LIMBAH PERUMAHAN
Admin dlh | 01 Oktober 2019 | 37997 kali
Penyebab dan dampak pencemaran air oleh limbah pemukiman sepertinya menjadi salah satu sumber utama dan penyebab pencemaran air yang memberikan dampak paling kentara terutama pada masyarakat perkotaan di Indonesia. Limbah pemukiman (rumah tangga) yang menjadi salah satu penyebab pencemaran air diakibatkan oleh aktivitas manusia itu sendiri. Dan pada akhirnya pencemaran air ini juga memberikan dampak dan akibat merugikan bagi manusia itu pula. pencemaran air merupakan suatu perubahan keadaan tempat penampungan air yang mengakibatkan menurunnya kualitas air sehingga air tidak dapat dipergunakan lagi sesuai peruntukannya. Perubahan ini diakibatkan oleh aktivitas manusia.
Limbah Pemukiman adalah Salah satu penyebab pencemaran air adalah aktivitas manusia yang kemudian menciptakan limbah (sampah) pemukiman atau limbah rumah tangga. Limbah pemukiman mengandung limbah domestik berupa sampah organik dan sampah anorganik serta deterjen. Sampah organik adalah sampah yang dapat diuraikan atau dibusukkan oleh bakteri seperti sisa sayuran, buah-buahan, dan daun-daunan. Sedangkan sampah anorganik seperti kertas, plastik, gelas atau kaca, kain, kayu-kayuan, logam, karet, dan kulit. Sampah anorganik ini tidak dapat diuraikan oleh bakteri (non biodegrable). Selain sampah organik dan anorganik, deterjen merupakan limbah pemukiman yang paling potensial mencemari air. Padahal saat ini hampir setiap rumah tangga menggunakan deterjen. Dampak pencemaran air yang disebabkan oleh limbah pemukiman mendatangkan akibat atau dampak diantaranya :
Selain diakibatkan oleh limbah pemukiman (rumah tangga) sumber atau penyebab pencemaran air juga disebabkan oleh limbah pertanian, limbah industri, dan di beberapa tempat tertentu diakibatkan oleh limbah pertambangan.